CEO Persija, Ferry Paulus sampai kini belum bisa memberikan konfirmasi pasti akan kebenaran berita ini. Lebih baik pakai saja “metode” berpikirnya Marx serta syarat penting dalam sosialisme, buat dilaksanakan atas bahan politik, ekonomi, kebudayaan, sejarah dan jiwa revolusioner Rakyat Indonesia sekarang ini menentang imperlialisme, buat mewujudkan masyarkat yang cocok dengan kekuatan lahir batin Rakyat Indonesia dalam suasana internasional yang bergelora ini. Sebagai alat pemerintah, maka “inlanders-alat” mendapatkan tempat paling cocok seperti “kandang bernaung”. Seolah-olah tak ada lagi kandang yang lebih bagus buat dirinya dari pada kandang yang dibikinkan oleh tuannya. Lagi pula kalau membawa-bawa Kautyskisme, Leninisme, Stalinisme, Trotskyisme ke Indonesia ini, janganlah ditelan paham, perhitungan atau sikap mereka itu bulat mentah begitu saja. Begitu setianya pada tuannya, sehingga pukulan yang diberikan kepadanya, dianggap sebagai hukuman adil terhadap dirinya. Janganlah dianggap bahwa arca-arca atau candi-candi menampakkan diri begitu saja ataupun tinggal dipegang saja sebagaimana sekarang mereka itu berdiri di halaman-halaman yang terpelihara oleh Dinas Purbakala atau tersusun rapih di museum. Meskipun begitu Marx tetap “guru” dalam sebenarnya dalam “cara” berpikir “dialektika-materialistis” itu.
Karena paham perhitungan atau sikap mereka itu adalah hasil perhitungan politik, ekonomi, kebudayaan yang bersejarah berlainan dari pada Indonesia kita di alam panas ini. Titel ini buat mereka “inlanders-alat” cuma memberi jaminan kecerdasan dalam hal yang berhubungan dengan teknik dan ilmu yang tak bersangkutan dengan ilmu masyarakat saja. Si Belanda selalu dengungkan dengan lisan dan tulisan ajaran pada murid-inlander, bahwa semua tambang, pabrik, kereta, kapal, kebun dan kantor yang dibangunkan oleh Belanda itu memberi penghidupan dan menjamin keamanan bangsa Indonesia. Kebanggaan Belanda terhadap dunia luar atas kerendahannya keperluan si “inlander” yang “dilindunginya” itu, ditambah pula dengan penghinaan atau kecerdasan bangsa Indonesia. Didikan sekolah Belanda, propaganda surat kabar dan buku kesusastraannya akhirnya, tetapi tak kurang pentingnya di beberapa pulah tahun belakangan ini “Kristening Politik” yang dijalankan imperialisme Belanda, menghasilkan satu golongan bangsa Indonesia, yang karena kurang perkataan yang lebih tepat kami sebutkan saja dengan nama baru ialah “inlanders-alat”. Perusahaan Indonesia di jaman Belanda ialah perindustrian dan pertanian bahan mentah dan barang mewah. Janganlah dilupakan, bahwa suasana dan keadaan politik, ekonomi dan kebudayaan masyarakat Eropa dahulu dan sekarang berlainan dengan keadaan di Indonesia sekarang. Sesuatu “isme” itu tentulah dibentuk pada “satu masa”, dalam “suasana dan keadaan tertentu” dengan memakai “cara berpikir yang tertentu” serta “wujud dan penjuru penilik yang pasti” pula.
Tak ada yang berat hukuman itu buat dirinya. 4) Pencatatan perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan oleh yang bersangkutan kepada Instansi Pelaksana di tempat tinggalnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan kembali ke Indonesia. Di Indonesia dengan paham Marx 100 tahun yang lampau orang mesti berlaku awas sekali. 2) Kegiatan angkutan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh orang perseorangan warga negara Indonesia atau badan usaha dengan izin Pemerintah. 40. Poin kedua yang Kami menganggap dasar dalam ensiklik adalah ajarannya bahwa tujuan manusia harus dicapai dalam keadilan sosial urutan yuridis nasional dan internasional, dengan jaringan lembaga-lembaga publik dan swasta, di mana semua kegiatan ekonomi dapat dilakukan tidak hanya untuk swasta keuntungan tetapi juga dalam kepentingan kepentingan umum. Berita acara juga dapat digunakan oleh pihak kepolisian, seperti pengertian berita acara oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia. Karena adanya pengakuan kedaulatan, Belanda kemudian menyerahkan Regrings Film Bedrijf itu kepada pihak Republik Indonesia Serikat.
Kapan dia melakukan perbuatan itu? Sumber gempa megathrust biasanya di bawah laut sehingga sukar melakukan pengamatan detail. Jepang tak mempunyai sumber minyak di negerinya. Perkara pertahanan Indonesia, maka pintu gerbang kita, yang anehnya pula kebetulan dijaga oleh Jenderal Ten Poorten (di pintu gerbang), dengan “batuknya” Jepang sudah dibukakan dengan tergopoh-gopoh. 1) Rahasia Dagang mendapat perlindungan apabila informasi tersebut bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya melalui upaya sebagaimana mestinya. Mengapa perlindungan hukum penting? Yaitu demokrasi yang tidak saja merayakan kebebasan dan kemerdekaan, namun demokrasi yang juga menghormati hukum dan ketertiban. Praktek standar ganda atau penerapan hukum secara selektif harus ditolak. Bukan karena tak ada bahan buat membikin mesin, seperti besi dan campurannya bauxite, allumunium dll, atau bukan pula karena tak ada modal, tenaga ataupun pasar dalam negeri, tetapi pertama sekali berhubungan dengan kecakapan dan semangatnya si penjajah Belanda, sebagian penduduk negara pertanian dan pedagang. Hampir semua mesin buat pabrik gula, teh, kopi, padi, kina, kopra dll., mesin buat tambang minyak, arang, timah, emas dll., adalah barang yang bukan dibikin oleh Belanda baik di Indonesia ataupun di negeri Belanda, melainkan barang yang dibeli oleh pedagang Belanda dari Inggris, Jerman dll. Seperti negeri Belanda sendiri, maka Indonesia bukanlah negeri tempatnya perindustrian berat, ialah tempatnya “mesin pembikin mesin” atau tempatnya “mesin ibu”.